Prabowo Subianto kembali melontarkan komentar yang mengundang polemik. Kali ini, ia mengingatkan masyarakat atas sosok dalam politik yang berperilaku seperti ‘Malin Kundang’. Ia menyebutkan tokoh kisah rakyat dari Sumatera Barat itu untuk mengingatkan para pendukungnya pentingnya tidak berkhianat kepada orang yang telah mendukung kita.
“Kita jangan menjadi Malin Kundang, jangan kita, kebaikan kita balas dengan pengkhianatan, jerih payah dibalas dengan kedengkian, jangan. Kita tidak akan menjadi negara yang baik,” ujar Prabowo. Ia menyampaikan pesan ini saat berpidato dalam Konsolidasi Partai Koalisi Indonesia Maju, Relawan, dan Masyarakat Sumatera. Pidato beserta komentarnya ia sebutkan di GOR Dispora Pancing, Medan, pada hari kemarin (13/1).
Sebelumnya, saat acara yang lain, Prabowo juga sempat menyebutkan peribahasa ‘air susu dibalas air tuba’. Pada saat itu, ia juga menyebutkan bahayanya orang-orang yang menggigit tangan yang memberi mereka makan. Dalam kata lain, Prabowo memberikan kritik kepaa aktor politik yang ditengarai berkhianat atau tidak membalas budi kebaikan yang telah diberikan kepada mereka.
Meskipun Prabowo tidak secara spesifik menyebutkan aktor-aktor politik tertentu, namun spekulasi yang meyakinkan telah muncul atas tokoh yang dimaksud. Pasalnya, referensi Malin Kundang dan Air Susu Dibalas Air Tuba diberikan Prabowo beberapa hari setelah perdebatan panas-nya dengan Anies Baswedan. Selain itu, di berbagai pidato, Prabowo juga terus-menerus menyindir kritik-kritik yang dilancarkan Anies saat perdebatan.
Prabowo sebuat orang yang mengungkit kepemimpinan tanahnya sebagai ‘goblok’ dan ‘menunjukkan ketololannya’. Ia juga pernah mengkritik akademisi, yang identik dengan Anies. Dalam penilaian Prabowo, akademisi seringkali terlalu banyak teori dan tidak secara konkrit menyampaikan pesan. Ia juga menyinggung akademisi yang ‘salah data’, persis seperti tuduhannya kepada Anies saat debat.
Seperti yang telah diketahui, sebelum menjadi Calon Presiden, Anies Baswedan merupakan Gubernur DKI Jakarta. Jalannya untuk meraih status DKI 1 tersebut didukung penuh oleh Prabowo Subianto dan Partai Gerindra. TIdak hanya itu, Anies berpasangan dengan Sandiaga Uno, yang pada waktu itu merupakan bagian dari elit partai Gerindra. Dengan kata lain, Prabowo berkontribusi banyak terhadap karir politik Anies Baswedan. Bahkan, ia pernah digadang-gadang menjadi calon wakil presiden untuk mendampingi Prabowo pada pemilu tahun 2019 silam.
Beberapa tokoh telah mengomentari polemik Malin Kundang ini. Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDIP, justru menganggap ucapannya sebagai blunder. “Pengkhianat itu sebenarnya juga terpercik muka sendiri” ucapnya di Kawasan Istora Senayan, hari ini (14/1). Hasto merujuk pada bagaimana Prabowo dan Jokowi yang merupakan seteru lama dan politik justru membangun kongsi setelah Pemilu 2019. Setelah secara pahit bertarung pada pemilu 2014 dan 2019 dengan korban jiwa dan kerusuhan akibat tidak mau menerima hasil pemilu, Prabowo malah menjadi bagian dari jajaran pemerintahan Jokowi. Prabowo menjadi Menteri Pertahanan dibawah Jokowi selama lima tahun penuh lamanya.
Selain itu, terdapat juga polemik dukungan implisit Jokowi sebagai petahana terhadap Prabowo. Padahal, partai petahana sekaligus pengusung Jokowi, PDIP, memiliki calonnya sendiri yaitu Ganjar Pranowo. Hal ini kemudian menjadi polemik sendiri akibat serangkaian manuver yang dilakukan Jokowi untuk membantu pemenangan Prabowo-Gibran. Dalam acara yang sama, Prabowo juga berpesan pada pendukungnya bahwa tim-nya merupakan kelanjutan dari Jokowi, dan para pendukungnya tidak usah malu mengungkapkan hal tersebut.
