Tom Lembong Siap Adu Data Dengan Luhut dan Bahlil

Tom Lembong tak khawatir hadapi komentar-komentar dari Luhut dan Bahlil atas pernyataannya sebelumnya. Ia mengatakan bahwa ia siap beradu data maupun analisa terkait dengan argumen-argumen yang ia berikan soal program pemerintahan Jokowi. “Nanti biar masyarakat yang bisa menilai” ujarnya.

Tom Lembong balas kritik. Sumber: Instagram/Tom Lembong

Ia juga senang mendengar kabar bahwa pemerintahan Indonesia sedang mengembangkan baterai mobil lithium ferro-phosphate (LFP) dengan Tiongkok. Sebab, ia sebelumnya mengkritik Indonesia yang sangat fokus ke hilirisasi nikel, padahal industri mobil listrik sudah beralih ke baterai LFP. Ia juga bahagia karena publik secara terbuka memperdebatkan apa yang ia kritik di pemerintahan. “Kami sangat gembira atas diskusi publik yang terbuka…mengundang keikutsertaan pakar, ahli, masyarakat sipil dengan berbagai elemen masyarakat bisa ikut berkomentar” ujar mantan Menteri Perdagangan tersebut.

Tak hanya itu, Teguh Juwarno selaku kolega Tom Lembong mengatakan bahwa kritik Luhut soal OSS di zaman Lembong salah sasaran. “Pada saat itu hambatan yang terbesar…masih sangat kuat ego sektoral” ujarnya. Mantan Ketua Komisi VI DPR RI itu juga mengatakan bahwa Lembong sangat profesional dan disegani oleh berbagai institusi.

Hal ini menanggapi kritik dari Luhut yang mengungkit-ungkit kegagalannya mengimplementasikan OSS sebagai sarana pendaftaran investasi di Indonesia saat Lembong masih menjabat Menteri Perdagangan. Luhut menyebutkan hal tersebut dalam konteks saran kepada Lembong agar tidak mengungkit masa-masa yang telah berlalu. Bahkan, penerus Lembong di BKPM, Bahlil Lahadalia, juga mengatakan OSS pada zaman Lembong tidak berjalan, dan baru berfungsi di masa kepemimpinannya.

Sebelumnya, Tom Lembong memang banyak diserang akibat komentarnya yang mengkritik program hilirisasi nikel di era Jokowi. Tak hanya itu, ia juga mempertanyakan transparansi dan tingkat realita investasi IKN. Ia juga sempat sebut bahwa ada pihak yang ‘kangen’ atas konsultasinya di zaman Jokowi, akibat Gibran yang terus-menerus sebut namanya dalam debat cawapres terakhir. Tercatat Luhut dan Bahlil sebagai pihak yang mengkritik Lembong paling keras. Keduanya sama-sama merupakan mantan kolega Lembong.

Exit mobile version