‘Solo Bukan Gibran’ Cara Ganjar Pertahankan Jateng?

Satu minggu sebelum pemilu 2024 diselenggarakan, muncul spanduk-spanduk bertuliskan ‘Solo Bukan Gibran’ di kota Surakarta. Sejak awal tahun, spanduk tersebut telah bertebaran di Kota Surakarta. Ketua DPC PDIP Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan bahwa ia tak memasang ataupun memerintahkan pemasangan spanduk tersebut. Namun, ia mengaku dapat memahami sentimen yang muncul.

Bagi Rudi, gerakan ‘Solo Bukan Gibran’ lahir dari bagaimana anak dari presiden Jokowi tersebut tidak genap menjalankan tugasnya sebagai Walikota Solo. “Rakyat dulu memilih (Gibran), dikoordinasi oleh PDIP, janjinya apa? Tegak lurus. Janjinya apa? Akan menjadi walikota selesai liam tahun. Inilah janji-janji yang belum dilakukanujar Rudi. Ia mengimplikasikan bahwa Gibran belum beres menjalankan tugasnya sebagai Walikota Solo, dan gerakan tersebut adalah bukti kekecewaan masyarakat.

Spanduk Solo Bukan Gibran.

Slogan itu muncul lagi ketiga Ganjar dan Mahfud datang di lokasi kampanye di Benteng Vastenburg pada Sabtu (10/2) hari ini. Ribuan simpatisan dan pendukung Ganjar meneriakkan kalimat tersebut untuk menyambut kedatangan pasangan calon nomor urut 03 tersebut.

Gema ‘Solo Bukan Gibran’ juga kembali keluar saat gelaran kampanye Hajatan Rakyat Solo hari ini (10/2), yang bertema pelepasan capres-cawapres tersebut menuju Semarang. Ikrar, pakar politik, sebut bahwa ini merupakan indikasi bahwa masyarakat Solo tidak terlalu suka kembali kepada keluarga Presiden Jokowi, termasuk Gibran.

Di sisi lain, anggota tim pemenangan Prabowo – Gibran sebut bahwa gerakan ini justru adalah bukti dari kepanikan kubu Ganjar – Mahfud mengingat basis PDIP mereka tergerus oleh suara pendukung Jokowi yang mengalihkan dukungan ke Gibran. “Itu bagian dari kepanikan, akan tetapi juga warning bagi kawan-kawan yang mendukung Gibran harus berani muncul” ujar Agus Riyanti, anggota Dewan pakar TKN Prabowo – Gibran.

Hal ini juga diamini oleh peneliti politik dari UNS, Mohammad Abdul Hakim. Menurutnya, Jateng dan Solo Raya yang selama ini menjadi basis yang paling kuat dari PDIP kini semakin tergerus oleh suara Prabowo – Gibran. Tren ini berbahaya tidak hanya untuk elektabilitas Ganjar – Mahfud, tetapi juga PDIP sebagai partai pengusung.

Gibran cenderung santai menanggapi gerakan ini. Ia mengatakan bahwa spanduk-spanduk itu tidak apa-apa untuk diangkat, dan ia tetap optimistis dalam pemilu mendatang.

Exit mobile version