Gerakan Salam 4 Jari yang muncul di media sosial tidak lama ini menjadi suatu fenomena politik yang seolah mengisyaratkan adanya sebuah kerja sama antar paslon. Lantas, apakah sebenarnya gerakan 4 jari?
Salam 4 Jari awalnya berasal dari inisiatif Presidium Nasional Partai Hijau Indonesia, John Muhammad yang menyatakan kegelisahannya terhadap pasangan nomor urut 2, Prabowo-Gibran.
Fenomena ini dianggap sebagai sebuah bentuk dari bersatunya kubu paslon nomor urut 1, Anies-Muhaimin bersama paslon nomor urut 3, Ganjar-Mahfud dalam rangka solidaritas untuk mengalahkan paslon nomor urut 2.
Ketika ditanyai soal apakah gerakan ini merupakan bentuk koalisi bersama, Ganjar menyebut untuk tidak tergesa-gesa dan meminta masyarakat untuk menunggu hingga hari pencoblosan.
“Belum lah, kita tunggu dulu. (Ini masih) Januari, (pemungutan suara) Pemilu masih 14 Februari gitu kan. 14 Februari kita tunggu, baru setelah itu kita akan bicara. Enggak, kita enggak tergesa-gesa,” ujar Ganjar di Alun-Alun Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada hari Minggu (28/1/2024).
Sementara itu, Yenny Wahid selaku Dewan Pengarah TPN Ganjar-Mahfud menyambut baik fenomena Salam 4 Jari ini. Bagi Yenny, pendukung paslon nomor urut 1 dan nomor urut 3 memiliki beberapa kesamaan.
Keduanya ingin berjuang demi demokrasi, gelisah terhadap potensi kecurangan dan khawatir jika ada upaya intimidasi. Berbekal persamaan tersebut, Yenny merasa wajar jika Fenomena Salam 4 Jari muncul ke permukaan.
Ketika ditanya apakah gerakan ini memang bentuk koalisi antara paslon 1 dan 3, John Muhamad selaku penginisiasi gerakan mengatakan bahwa semua ini murni karena kegelisahan para pendukung dan bukan atas permintaan dari paslon 1 dan 3.
“Gerakan ini tidak ada atas permintaan dari paslon 1 atau 3. Ini murni kegelisahan kami, dan sejak awal posisi kami sudah begitu,” ujar John sesuai dilansir dari CNNIndonesia.com pada hari Senin (29/1/2024).
