Panjang Riwayat Saling Sindir Anies Jokowi

Anies dan Jokowi sering diberitakan saling menyindir atau mengomentari perilaku satu sama lain. Mereka terlihat bertentangan dalam tindakan, ucapan, maupun visi dan misi yang mereka paparkan soal memimpin. Terakhir, Anies Baswedan mengkritik Jokowi yang mengomentari teknis perdebatan capres-cawapres. Apalagi, Jokowi terkesan ingin mengubah alur debat pemilu yang telah ditetapkan oleh KPU.

Anies dan Jokowi. Sumber: Rmol.id

Namun, ini bukan pertama kalinya Anies dan Jokowi bersinggungan dalam dunia politik. Terakhir, Anies menyampaikan komentar yang mengungapkan bahwa ia tidak terlalu menyetujui kelanjutan proyek IKN. Anies lebih ingin membangun 40 kota yang setara dengan DKI Jakarta di seluruh Indonesia. Hal ini ia lakukan untuk meraih pemerataan pembangunan dari Sabang sampai Merauke. “Karena itu kita bilang IKN itu idenya baik-baik saja, tapi haruskah dikerjakan sekarang saat yang lain masih menjadi kebutuhan?” ujar Anies.

Saat debat pertama, Anies memaparkan bahwa Indeks Demokrasi Indonesia menurun. Jokowi menyampaikan bahwa hal ini menjadi evaluasi, namun ia menganggap pemerintahannya tidak pernah membatasi oposisi. “…Dalam berbicara, dalam berpendapat ada yang maki-maki presiden…ada yang merendahkan presiden, ada yang menjelekkan juga biasa-biasa saja” ucap Presiden Indonesia tersebut. Memang, Anies menyebutkan bahwa oposisi politik sedang diganggu.

Anies dan Jokowi. Sumber: Suara.com

Anies juga cenderung disindir Jokowi ketika ia menyebutkan bahwa kepemimpinan Indonesia harus berupa estafet yang berkelanjutan. Saat itu, Jokowi menyebutkan bahwa pemerintahan baru tidak bisa ‘dimulai dari nol’ seperti pompa bensin. Dengan kata lain, setiap presiden harus melanjutkan kerja dan prestasi yang sudah dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya. Pemerintahan Indonesia, bagi Jokowi, harus selalu berprogres. Ia mengumpamakan kepemimpinan Indonesia jika sudah sampai level SMA, harus berlanjut ke jenjang Universitas, tidak bisa balik ke ranah SD. Hal ini dianggap merespon pernyataan Anies yang menyebutkan bahwa pemilu tidak hanya urusan melanjutkan pemerintahan sebelumnya.

Saling sindir antara Anies dan Jokowi juga terjadi bahkan jauh sebelum rangkaian Pilpres dimulai. Jokowi pernah menyindir Anies ketika menyebutkan para eksekutif yang suka melakukan studi banding ke luar negeri. Padahal, informasi dunia luar sudah gampang didapatkan melalui handphone. Ia juga pernah menyorot proyek sodetan Kali Ciliwung yang ia inisiasikan sebagau Gubernur DKI Jakarta. Proyek itu dilanjutkan Ahok, lalu mandek enam tahun di zaman Anies Baswedan, sebelum selesai zaman Penanggung jawab Gubernur Heru.

Sedangkan Anies pernah mengkritik politik luar negeri Indonesia yang ia anggap transaksional. Dengan kata lain, Indonesia tidak berperan berdasarkan warga negara dunia yang baik atau berdasarkan nilai-nilai tertentu. Melainkan, Anies menilai hubungan internasional Indonesia didasari oleh keuntungan apa yang bisa didapatkan. “Kita mengejar kepentingan sempit di dalam berhubungan internasional. Bahkan ketika kita lihat peristiwa invasi ke Ukraina dan kita hadir ke sana, maka kita bicaranya pun mengamankan mata rantai suplai pangan kita gitu. Lah, ini kan lebih besar daripada soal pasokan pangan, begitu,” ucapnya di acara yang diselenggarakan oleh CSIS.

Exit mobile version