Perseteruan antara Anies dan Prabowo berlanjut setelah debat pada Minggu (7/1) kemarin. Calon Presiden nomor urut 2 itu beberapa kali menyindir dan mengkritik Anies di berbagai kesempatan. Komentar-komentarnya keluar sebagai perpanjangan dari berbagai macam serangan dan kritik yang dilancarkan Anies pada malam debat tersebut.
Pada saat acara konsolidasi relawan di Bengkulu pada Kamis (11/1) kemarin, Prabowo menyindir Anies sebagai akademisi yang “pintar teori tetapi salah“. Anies sendiri memang malang-melintang sebagai akademisi, berkarier sebagai pengajar dan peneliti sebelum terjun ke dunia pelitik. Ia sering menjadi pembicara di forum akademik dan pernah menjadi rektor di Universitas Paramadina. Selain itu, saat konsolidasi dilakukan di Lampung, ia menyindir orang yang “tidak menggunakan kepintarannya kepada rakyat Indonesia“.
Kritik-kritik dari Anies juga menjadi bahan sindiran Prabowo. Ia mengungkit-ungkit kembali nilai 11 dari 100 yang diberikan Anies untuk Kementerian Pertahanan. Ia juga menyindir Anies sebagai orang yang banyak ‘omon-omon’ alias banyak omong, tetapi tidak ada isinya. Ia bahkan menyebutkan bahwa orang-orang yang menyinggung jumlah tanah yang ia dimiliki sebagai orang ‘goblok’ dan ‘memperlihatkan ketololan’. Saat debat, Anies-lah yang mengungkit-ungkit jumlah tanah yang dimiliki olehnya.
“Jadi niat yang tidak baik, datanya salah, kalau bahasa Jawa asal jeplak. Biar lah gak apa-apa saya hanya menyampaikan ini agar kalian tidak ngantuk, supaya kalian terhibur,” lanjutnya dalam kesempatan yang sama.
Lebih lanjut, Ketua Umum Gerindra itu juga menyampaikan beberapa hal terkait dengan balas budi dan pengkhianatan. Ia mengutip ‘pepatah nenek moyang’ soal dalamnya hati. Selain itu, ia juga mengingatkan pendukungnya terkait peribahasa ‘air susu dibalas dengan air tuba’. “Hati-hati, anjing saja dikasih makan akan setia, manusia dikasih kebaikan dibalas dengan kedengkian saudara-saudara” lanjutnya, menjelaskan ucapannya sebelumnya.
Spekulasi tentang siapa yang disebutkan Prabowo bisa jadi merupakan Anies Baswedan, yang didukung Gerindra untuk maju di Pilgub DKI. Pada saat itu, Anies bersandingan dengan Sandiaga Uno, yang pada kala tersebut masih menjadi elit partai Gerindra. Pada Pilpres 2019 pun, Anies sempat digadang-gadang menjadi calon wakil presiden mewakili Prabowo, namun ia memutuskan untukf okus menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Saat debat berlangsung sendiri, Prabowo banyak menyindir Anies. Calon presiden nomor urut 2 tersebut mengatakan Anies terlalu tergebu-gebu menyerang, sehingga datanya keliru dan tidak objektif. Ia sempat mengimplikasikan kalau calon presiden nomor urut 1 itu terlalu banyak omong. Ketika calon presiden nomor urut 1 itu mengatakan soal ketidak-etisan keberadaan orang dalam di proyek Kementerian Pertahanan, Menhan tersebut menyebutkan bahwa Anies menyesatkan. Ia juga mengatakan tidak pantas Anies sebagai profesor menyebutkan hal itu.
Perseteruan saat debat itu berujung dengan kedua calon presiden yang tidak bersalaman tangan setelah debat. Anies mengatakan ketika ia mencari mantan partner politiknya, calon presiden dari Gerindra itu sudah tidak berada di tempat. Sedangkan Prabowo mengatakan Anies tidak mendatanginya, dan bahwa ia lebih tua dan senior daripada Anies.
